sungguh siapa saja yang memperhatikan nash-nash al-Qur’an dan Sunnah, maka akan mendapati perhatian Islam terhadap persoalan wanita, penjagaan hak-haknya, dan peringatan keras bagi yang berbuat zhalim kepadanya.
Islam memerintahkan untuk bermuamalah dengan wanita secara baik, sesuai dengan batasan-batasan yang agung, aturan-aturan yang lurus, dan peringatan yang keras kepada mereka yang berbuat zhalim terhadapnya. Allah berfirman, artinya, “Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. al-Baqarah: 229)
Wanita dalam naungan Islam sesungguhnya berada dalam kehidupan yang mulia. Islam memuliakan mereka, apapun kedudukannya, baik sebagai ibu, anak, saudara perempuan, bibi, istri maupun wanita asing. Beberapa bentuk pemuliaan Islam terhadap wanita dapat kami jelaskan sebagai berikut,
1. Mengistimewakan anak perempuan
Rasulullah bersabda dalam hadits Anas,
Islam memerintahkan untuk bermuamalah dengan wanita secara baik, sesuai dengan batasan-batasan yang agung, aturan-aturan yang lurus, dan peringatan yang keras kepada mereka yang berbuat zhalim terhadapnya. Allah berfirman, artinya, “Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. al-Baqarah: 229)
Wanita dalam naungan Islam sesungguhnya berada dalam kehidupan yang mulia. Islam memuliakan mereka, apapun kedudukannya, baik sebagai ibu, anak, saudara perempuan, bibi, istri maupun wanita asing. Beberapa bentuk pemuliaan Islam terhadap wanita dapat kami jelaskan sebagai berikut,
1. Mengistimewakan anak perempuan
Rasulullah bersabda dalam hadits Anas,
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتىَّ تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ القِياَمَةِ أَناَ وَهُوَ كَهَاتَيْنِ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda,
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ وَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَاباً مِنَ النَّارِ
Beliau juga bersabda,
مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
2. Memuliakan Ibu
Syariat Islam sangat menekankan untuk memuliakan ibu dengan kemuliaan khusus, menganjurkan untuk senantiasa berbakti dan berbuat baik kepada ibu. Senantiasa membantunya, tidak lupa mendoakannya. Dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang menyakiti ibu. Allah berfirman,
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Islam sangat mendahulukan berbuat baik kepada ibu lebih dari bapak. Dalam hadits Abu Hurairah disebutkan bahwa ada seorang lelaki bertanya, “Kepada siapa aku berbuat baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu” “kemudian siapa?,” “Ibumu,” “kemudian siapa?,” “Ibumu,” “kemudian siapa?,” “Ayahmu”. (HR. al-Bukhari, no. 5971, Muslim, no. 2548)
Bahkan Islam melarang menyakiti orang tua dalam segala bentuknya. Allah berfirman, artinya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. al-Isra’: 23)
Rasulullah juga bersabda,
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
3. Memperhatikan Istri
Seorang istri mempunyai hak dan kedudukan yang agung, mendapat perlakuan yang maruf, dan lemah lembut dari sang suami. Rasulullah bersabda,
أَلاَ وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا ، فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٍ عِنْدَكُمْ
Beliau juga bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
4. Memperhatikan Saudara perempuan dan bibi
Rasulullah bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُوْصِيْكُمْ بِأُمَّهَاتِكُم ثَلاَثاً ، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيْكُمْ بِآباَئِكُمْ إِنَّ اللَّهَ يُوْصِيْكُمْ بِالأَقْرَبِ فَالأَقْرَبِ
لاَ يَكُونُ لأَحَدِكُمْ ثَلاَثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلاَثُ أَخَوَاتٍ فَيُحْسِنُ إِلَيْهِنَّ إِلاَّ دَخَلَ الجَنَّةَ
الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ اللَّهِ، مَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ
5. Memperhatikan wanita lain (bukan keluarga)
Islam pun memperhatikan wanita di luar keluarga. Sebagai contoh Rasulullah menganjurkan membantu janda dalam sabdanya,
السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ كَالْقَائِمِ الَّذِي لَا يَفْتُرُ أَوْ كَالصَّائِمِ الَّذِي لَا يُفْطِرُ
6. Memberikan hak bagi wanita untuk memilih suami
Rasulullah bersabda,
لاَ تُنْكَحُ الأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلاَ تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ إِذْنُهَا قَالَ أَنْ تَسْكُتَ
Sungguh tidak ada ajaran selain Islam yang memuliakan wanita seperti ini. Benarlah Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. (Redaksi)
[Sumber: Diterjemahkan secara bebas dari kitab: “al-Mabadiul Ammah limakanatil mar’ah fil Islam (Syamilah),” penulis Dr. Husain bin Abdul Aziz Alu Syaikh (Imam dan Khatib serta pengajar di Masjid Nabawy, Madinah al-Munawarah)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar